sekar ๐Ÿ’

Sehari Sebelum Wisuda

Postingan ini diedit 6ย jam, 24ย menit yang lalu.

Tidak banyak yang akan aku katakan saat itu. Kita berdua mungkin tidak akan punya waktu banyak. Begitu banyak yang harus dilakukan sehari sebelum wisuda, mungkin. Jadi aku tidak akan mencuri banyak waktumu.

Inti dari hal ini adalah terima kasih.

Terima kasih karena telah menjadi dirimu sendiri selama ini. Aku menyukainya. Ya, aku menyukaimu. Bukan karena kamu yang keren atau karena kamu yang shaleh atau karena kamu yang menyenangkanโ€”meskipun memang benar. Satu-satunya alasanku menyukaimu adalah tidak ada. Aku begitu saja suka denganmu. Aku begitu saja memikirkanmu. Aku begitu saja menjadi sangat berharap denganmu.

Tapi aku sudah dewasa, begitupun denganmu.

Jadi aku tidak berlama-lama berharap denganmu.

Dengan mengatakan ini, bisa dipastikan aku sudah tidak lagi berharap padamu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa kamu telah membuat seoseorang yang tidak pernah kamu pikirkan memikirkanmu dua tahun terakhir ini. Aku juga ingin berterimakasih karena berkat kamu aku tahu bahwa aku bukanlah diriku yang aku pikirkan. Ah, rumit ya. Intinya aku berterimakasih karena kamu membuatku tahu kalau aku bisa suka dengan laki-laki.

Satu hal yang aku yakini sehingga aku tidak berharap lagi padamu adalah hubungan jangka panjang antara laki-laki dan perempuan tidak banyak yang berhasil bila keduanya dalam angka yang sama. Kurasa, ada benarnya. Bahkan saat aku hanya memperhatikanmu saja, aku merasa sebagian besar waktuku aku gunakan untuk mengutukmu. Sebagian besar lainnya aku gunakan untuk merindukanmu. Sehingga aku tahu, kamu masih terlalu bermain-main untuk aku yang sedikit serius ini.

Namun bagaimanapun itu merindukanmu, memikirkanmu, dan merasakanmu adalah sesuatu yang menyenangkan. Beberapa waktu bahkan aku mengira bahwa aku mungkin hanya menyukai rasa sukaku padamu, bukannya menyukai kamu. Tapi itulah yang membuatku tersenyum sebelum tidur. Jadi, terima kasih.

Tetaplah jadi dirimu setelah ini.

Aku tidak ingin apa yang telah aku katakan tadi menjadi bebanmu. Jadi aku tegaskan, aku tidak ingin pacaran denganmu, sama sekali. Meskipun kamu mengajakku berpacaran pun aku tidak akan mau.

Bukan apa-apa, aku hanya sedang tidak ingin menjalani hubungan semacam itu dengan siapapun, meskipun denganmu.

Jadi, setelah ini hingga beberapa waktu, mungkin aku akan tetap menyukaimu. Tidak masalah, kan?

Setelahnya, aku tidak tahu bagaimana. Jadi hiduplah selayaknya kamu. Kamu yang menyenangkan, kamu yang senantiasa tersenyum, kamu yang bercanda, kamu yang bermain-main, kamu yang indah, dan kamu yang shaleh.

Kemudian besok lusa, saat kita bertemu, meskipun aku tidak menyapamu ketahuilah bahwa aku hanya terlalu malu untuk menyapamu.

Tujuanku mengatakan hal ini tidak lain untuk berterimakasih padamu dan menunjukkan padamu bahwa ada seseorang diluar dirimu yang menyukai kamu. Lebih tepatnya, menyayangi kamu. Sehingga saat kamu merasa tidak ada yang menyayangi, menyukai, dan mengharapkanmu, kamu akan teringat bahwa ada seseorang diluar dirimu yang melakukannya. Meskipun dia bahkan tidak pernah menyapamu.

Jadi, segitu. Kamu mau kopi atau teh?

2020

|

#fiksi #surat-cinta